Perkembangan
fisik/motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan
pengendalian gerak tubuh. Ketrampilan motorik kasar diawali dengan bermain yang
merupakan gerakan kasar. Pada usia 3 tahun sesuai dengan tahap perkembangan,
anak pada umumnya sudah menguasai sebagian besar ketrampilan motorik kasar.
Sementara ketrampilan motorik halus baru mulai berkembang, yang diawali dengan
kegiatan yang amat sederhana seperti memegang sendok, memegang pensil, mengaduk.
Ketrampilan motorik halus lebih lama pencapaiannya dari pada ketrampilan
motorik kasar karena ketrampilan motorik halus membutuhkan kemampuan yang lebih
sulit misalnya konsentrasi, control, kehati-hatian, dan kondisi otot tubuh yang
satu dengan yang lain.
Ketrampilan motorik anak pada usia 4-6 tahun mempunyai perbedaan dengan orang
tua dalam hal :
(1) cara memegang,
(2) cara berjalan.
(3) cara menyepak/menendang.
Pada anak cara
mamegang dilakukan dengan asal saja, sedangkan orang dewasa memegang benda
dengan cara yang khas, agar dapat dipergunakan secara optimal.
Ketika orang dewasa berjalan, hanya memerlukan
otot-ototnya yang diperlukan saja, sedangkan anak-anak berjalan seolah-olah
semua tubuhnya ikut bergerak. Dalam menyepak/menendang, anak-anak
menyepak bola diikuti dengan kedua belah tangannya yang ikut maju kedepan
secara berlebihan. Masa lima tahun pertama adalah masa emas bagi motorik anak.
Perkembangan ketrampilan motorik merupakan factor yang sangat penting bagi
perkembangan kepribadian anak secara keseluruhan. Elizabeth Hurlock (1956)
mencatat beberapa alas an tentang fungsi perkembangan motorik bagi konstelasi
perkembangan individu, yaitu sebagai berikut :
1. Melalui
ketrampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan
senang,seperti anak merasa senang dengan memiliki ketrampilan memainkan boneka,
melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat lainnya.
2. Melalui
ketrampilan motorik anak dapat beranjak dari kondisi helplessness (tidak
berdaya) pada bulan-bulan pertama kehidupannya, ke kondisi yang
independence (bebas tidak bergantung). Anak dapat bergerak dari satu tempat
ketempat yang lainnya, dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini
akan menunjang perkembangan self confidence (rasa percaya diri).
3. Melalui
ketrampilan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah
(school adjustment). Pada usia TK atau pra sekolah, anak sudah dapat dilatih
menulis, menggambar, mewarnai dll.
4. Melalui
perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul
dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak
untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan dikucilkan atau
menjadi anak yang fringer (terpinggirkan).
5. Perkembangan
ketrampilan motorik sangat penting bagi perkembangan self concept atau kurang
konsep diri/kepribadian anak.
Perkembangan fisik sangat berkaitan
erat dengan perkembangan motorik anak. Motorik merupakan perkembangan
pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan
saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar
dan halus.
a). Motorik kasar adalah gerakan
tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota
tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan
duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya. Tugas perkembangan
jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh, seperti berlari, berjijnjit, melompat,
bergantung, melempar, menangkap, serta menjaga keseimbangan.
b). Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus
atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk
belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan,
mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Perkembangan motorik halus anak ditekankan pada
koordinasi gerakan motarik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan
meletakan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan.
Dan bayi
juga memiliki reaksi-reaksi terhadap perkembangan lingkungannya yaitu
a). Reaksi
Perkembangan bayi Terhadap Orang Dewasa
Reaksi social pertama bayi adalah terhadap orang dewasa
karena, secara normal, orang dewasa merupakan hubungan social pertama bayi.
Pada masa bayi menginjak usia tiga bulan, mereka memalingkan muka kearah suara
maa dan tersenyum membalas senyuman atau berketuk. Bayi mengeksperesikan
kegembiraan terhadap kehadiran orang lain dengan tersenyum, menyepakkan kaki,
atau melambaikan tangan. Senyuman
social, atau senyuman sebagai reaksi terhadap orang yang dibedakan
dari senyuman reflek yang timbul olehrabaan pada pipi atau bibir bayi,
dipandang sebagai awal perkembangan social.
Pada bulan ketiga, bayi menangis ketika ditinggalkan
sendiriran dan mereka berhenti menangis jika diajak berbicara atau dialihkan
perhatiannya dengan suara gemerincing atau bunyi alat lainnya. Bayi mengenal
ibunya dan orang-orang dekat lainnya dan menunjukkan rasa takut terhadap orang
dewasa yang dikenal dengan menangis atau memalingkan muka.
Pada bulan keempat, bayi melakukan penyesuaian
pendahuluan kalau akan diangkat, memperlihatkan perhatian yang selektif
terhadap wajah orang, melihat ke arah orang yang meninggalkannya, tersenyum
kepada seseorang yang berbicara dengannya, memperlihatkan kegembiraan terhadap
perhatian pribadi, dan tertawa bila diajak bermain,
Dari umur lima sampai enam bulan, bayi bereaksi secara
berbeda kepada senyuman dan omelan, dan dapat membedakan antara suara yang
ramah dan suara yang bernada marah. Bayi mmengenal orang yang sudah akrab
dengan tersenyum, daakutan memperlihatkan ekspresi ketakutan yang jelas terhdap
kehadiran orang yang tidak dikenal. Padausia enam bulan, gerak social mereka
semakin agresif. Sebagai contoh, bayi menarik rambut orang yang membopongnya,
mencekau hidung dan kacamatanya, dan meraba wajah orang tersebut.
Pada umur tujuh ata Sembilan bulan, bayi berusaha
menirukan suara pembicaraan dan juga menirukan perbuatan dan isyarat yang
sederhana. Pada umur 12bulan, mereka dapat menahan diri untuk melakukan sesuatu
sebagai reaksi atas kata-kata, “jangan-jangan!”. Mereka memperlihatkan
ketakutan dan ketidaksukaan kepada orang yang tidak dikenal dengan menghindar
dan menangis jika ada orang yang tidak dikenal mendekati mereka. Dari umur
15bulan, bayi memperlihatkan minat yang semakin bertambah terhadap orang dewasa
dan keinginan yang kuat untuk berada bersama atau menirukan mereka. Pada umur
dua tahun, merekadapaat bekerja sama dengan orang dewasa dalam sejumlah
aktivitas sederhana, seperti membantu ketika dimandikan atau dikenakan baju.
Dengan demikian, jelas bahwa dalam jangka waktu yang
relative pendek bayi berubah dari anggota kelompok yang pasif, yang menerima
perhatian lebih banyak dan memberikan sedikit sebagai balasannya,menjadi
anggota ynag aktif yang memprakarsai hubungan social dan berpartisipasi dalam
aktivitas keluarga. Mereka telah melewati masa tidak suka bergaul dan tahap
social dalam pola perkembangan.
b). Reaksi Terhadap Bayi Lain
Petunjuk pertama yang nyata bahwa bayi memperhatikan bayi
lain terjadi antara umur empat dan lima bulan ketika mereka tersenyum kepada
bayi lain atau memperlihatkan perhatian pada tangis bayi lain. Hubungan yang
ramah diantara bayi biasanya mulai antara umur enam bulan dan delapan bulan
yang mencakup melihat, dan meraba bayi lain. Usaha yang seringkali menimbulkan
perkelahian. Antara umur Sembilan dan 13 bulan, bayi menyelidiki bayi lain
dengan cara menarik rambut atau bajunya, menirukan perilaku dan suara bayi
lain, dan untuk pertama alinya memperlihatkan kerja sama dalam penggunaan
mainan. Jika sebuah mainandiambil oleh bayi lain, biasanya bayi menjadi marah,
berkelahi, dan menangis.
Reaksi social terhadap bayi lain dan anakanak berkembang
pesatpada umur dua tahun. Pada umur 12 dan 13 bulan, bayi tersenyum dan tertawa
menirukan bayi lain atau anak-anak. Minat mereka berpindah dari mainan ke bayi
lain atau anak-anak, perkelahian berkurang dan pada waktu bermain mereka lebih
banyak bekerja sama. Pada pertengahan akhir tahun kedua, bayi memandang mainan
sebagai alat untuk membina hubungan social. Mereka bekerjasama dengan teman
bermain, mengubah perilaku untuk menyesuaikan diri dengan aktivitas ke teman
bermain, dan melibatkan diri dalam permainan yang sederhana dengan anak-anak
kecil atau anak-anak yang lebih tua.
Perkembangan kognitif pada bayi
memiliki perbedaan-perbedaan individual dalam perkembangan kognitif bayi telah
dipelajari melalui penggunaan skala perkembangan atau tes intelegensi bayi.
Adalah penting untuk mengetahui apakah seorang bayi berkembang pada tingkat
yang lambat , normal, atau cepat. Kalau seorang bayi berkembang pada tingkat
yang lambat, beberapa bentuk pengayaan cukup penting. Akan tetapi bila seorang
bayi berkembang pada suatu tahapan yang lebih maju, orang tua dapat dinasehati
untuk memberi mainan yang lebih “sulit” guna merangsang pertumbuhan kognitif
mereka.
Dan skala mental pda perkembangan
kognitif bayi meliputi pengukuran sebagai berikut :
a. Perhatian pendengaran dan
penglihatan terhadap rangsangan yang diberikan.
b. Manipulasi, seperti
mengkombinasikan benda-benda atau menggoyang-goyangkan
c. Suatu mainan yang dapat
menghasilkan bunyi. Interaksi dengan penguji.
B. Perkembangan Kognitif
Dalam keadaan normal, pada periode ini pikiran anak
berkembang secara berangsur – angsur. Jika pada periode sebelumnya, daya pikir
anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada periode ini daya pikir
anak sudah berkembang ke arah yang lebih konkrit, rasional dan objektif. Daya
ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada pada stadium
belajar.
Piaget yakin bahwa
seorang anak melalui serangkaian tahap pemikiran dari masa bayi hingga masa dewasa.
Kemampuan bayi melalui tahap-tahap tersebut berasal dari tekanan biologis untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan adanya pengorganisasian struktur
berpikir. Perkembangan pemikiran bayi dibagi dalam empat tahap yaitu:
a. Tahap
perkembangan sensorik motorik.
Tahap
ini berlangsung dari lahir hingga kira-kira hingga usia 2 tahun dan meliputi
kemajuan dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan sensasi yang diterima
melalui gerakan-gerakan fisik. Tahap sensorik – motorik dibagi menjadi enam
subtahap yaitu :
·
Refleks sederhana ( simple reflexs) yaitu
suatu subtahap sensorik motorik pertama Piaget.hal ini biasanya dilakukan pada
bulan pertama setelah kelahiran. pada subtahap ini, alat dasar koordinasi
sensasi dan aksi ialah melalui perilaku refleksif. Bayi mengembangkan suatu
kemampuan untuk menghasilkan perilaku yang menyerupai refleks dalam ketiadaan
rangsang reflektif yang jelas. Contoh : bayi dalam tahap ini dapat langsung
menghisap botol susu yang didekatkan bayi.
·
Kebiasaan – kebiasaan pertama dan reaksi
sirkuler primer (first habits and primary circular reactions) yaitu subtahap
sensorik-motorik Piaget kedua antara usia 1 dan 4 bulan. pada subtahap ini,
bayi belajar mengorganisasikan sensasi dan tipe skema atau struktur , yaitu
kebiasaan-kebiasaan dan reaksi sirkuler primer. Suatu kebiasaan ialah suatu
skema yang didasarkan atas satu refleks yang sederhana
Contoh : Seorang bayi pada subtahap 1 akan menghisap bila secara oral dirangsang oleh suatu botol , tetapi pada subtahap 2 ini dapat melatih isapan bahkan bila tidak ada botol muncul.
Contoh : Seorang bayi pada subtahap 1 akan menghisap bila secara oral dirangsang oleh suatu botol , tetapi pada subtahap 2 ini dapat melatih isapan bahkan bila tidak ada botol muncul.
·
Reaksi sirkuler sekunder ( secondary circular
reaction ) yaitu subtahap sensorik motorik ketiga Piaget yang terjadi antara
usia 4 dan 8 bulan. Pada subtahap ini, bayi semakin berorientasi atau berfokus
pada benda di dunia, yang bergerak di dalm keasyikan dengan diri sendiri dalam
interaksi sensorik motorik. Contoh : Kesempatan menggoyang-goyangkan suatu
mainan yang berbunyi kertak-kertak, misalnya dapat menakjubkan bayi dan
selanjutnya akan mengulang tindakan ini dalam rangka mengalami ketakjuban, bayi
meniru tindakan orang lain seperti berbicara,dll.
·
Koordinasi reaksi sirkuler sekunder (
coordination secondariy circular reaction ) yaitu subtahap sensorik motorik
Piaget keempat. antara usia 8 dan 12 tahun. Pada subtahap ini, beberapa
perubahan yang signifikan berlangsung meliputi koordinasi skema dan
kesenjangan. Bayi dapat mengkoordinasikan dan mengkombinasikan ulang skema yang
telah dipelajari sebelumnya dengan cara yang terkoordinasi.
Berkaitan dengan koordinasi ini adalah antara pencapaian kedua adanya kesenjangan(intentionality), pemisahan cara dan tujuan dalam melaksanakan perbuatan yang sederhana. Contoh : Bayi dapat menggunakan suatu tongkat ( cara )untuk meraih suatu mainan yang diinginkan di dalam jangkauan tertentu ( tujuan ).
Berkaitan dengan koordinasi ini adalah antara pencapaian kedua adanya kesenjangan(intentionality), pemisahan cara dan tujuan dalam melaksanakan perbuatan yang sederhana. Contoh : Bayi dapat menggunakan suatu tongkat ( cara )untuk meraih suatu mainan yang diinginkan di dalam jangkauan tertentu ( tujuan ).
·
Reaksi sirkuler tersier, kesenangan atas
sesuatu yang baru dan keingintahuan (tertiery circular reaction, novelty and
curiosity ). Subtahap sensorik – motorik kelima Piaget. Yaitu suatu skema di
mana bayi dengan tujuan tertentu menjelajahi kemungkinan- kemungkinan baru pada
benda-benda dan terus- menerus mengubah apa yang dilakukan terhadap benda-benda
itu dan mengamati hasilnya antara usia 12 dan 18 bulan. Pada subtahap ini, bayi
semakin tergugah minatnya oleh berbagai hal yang ada pada benda-benda itu dan
oleh banyaknya hal yang dapat mereka lakukan pada benda-benda itu. Contoh :
Balok dapat dibuat jatuh, berputar atau ditabrakan ke benda lain.
·
Internalisasi skema (Internalization of
schemes) yaitu Subtahap sensorik-motorik keenam Piaget Antara usia 18 dan 24
bulan. Pada subtahap ini, fungsi mental bayi berubah dari suatu taraf
sensorik-motorik murni menjadi suatu taraf simbolis dan bayi mulai
mengembangkan kemampuan untuk menggunakan simbol- simbol primitif. Simbol
primitif adalah representasi peristiwa yang dialami bayi melalui sensoris
gambar atau kata yang terinternalisasi dalam dirinya. Contoh : Seorang anak
membuka pintu pelan-pelan agar setumpuk kertas yang diletakkan di atas lantai
tidak terbang kemana-mana. Dengan jelas anak memiliki suatu gambaran kertas
atas kertas yang belum pernah dia lihat sebelumnya dan apa yang terjadi pada
kertas itu bila pintu dibuka dengan cepat.
b. Tahap
praoperasional.
Tahap
ini terjadi pada usia 18 bulan – 6 tahun. Perilaku dari tahap ini sebagai
berikut :
·
Ide berdasarkan persepsinya.
·
Hanya dapatmemfokuskan pada satu variable
pada satu waktu.
·
Menyamaratakan berdasarkan pengalaman
terbatas.
c. Tahap
operasional konkret.
Tahap
ini terjadi pada usia 6 tahun – 12 tahun. Dimana perilakunya cenderung :
·
Ide berdasarkan pemikiran.
·
Membatasi pemikiran pada benda – benda dan
kejadian yang akrab.
d. Tahap
operasional formal.
Tahap
ini terjadi pada usia 12 tahun atau lebih.dimana anak memiliki perilaku sebagai
berikut :
·
Berpikir secara konseptual.
·
Berpikir secara hipotetis.
Menurut teori Piaget, pemikiran anak – anak
usia sekolah dasar disebut pemikiran Operasional
Konkrit (Concret Operational Thought), artinya aktivitas mental
yang difokuskan pada objek – objek peristiwa nyata atau konkrit. Dalam
upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu mengandalkan
informasi yang bersumber dari pancaindera, karena ia mulai mempunyai kemampuan
untuk membedakan apa yang tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya. Dalam
masa ini, anak telah mengembangkan 3 macam proses yang disebut dengan operasi –
operasi, yaitu :
a)
Negasi
(Negation), yaitu pada masa konkrit operasional, anak memahami hubungan -
hubungan antara benda atau keadaan yag satu dengan benda atau keadaan yang
lain.
b)
Hubungan
Timbal Balik (Resiprok), yaitu anak telah mengetahui hubungan
sebab-akibat dalam suatu keadaan.
c)
Identitas,
yaitu anak sudah mampu mengenal satu persatu deretan benda-benda yang ada.
Operasi
yang terjadi dalam diri anak memungkinkan pula untuk mengetahui suatu perbuatan
tanpa melihat bahwa perbuatan tersebut ditunjukkan. Jadi, pada tahap ini anak
telah memiliki struktur kognitif yang memungkinkanya dapat berfikir untuk
melakukan suatu tindakan, tanpa ia sendiri bertindak secara nyata.
c. Perkembangan sosioemosional pada masa
bayi
Pertumbuhan dalam perkembangan bayi merupakan suatu hal yang
penuh teka-teki dan pertanyaan. Ia akan menangis ketika merasa tidak nyaman dan
tidak aman. Serta hanya terdiam saja ketika sebaliknya. Hal itu membuat orang
bertanya-tanya sebenarnya hal apa saja yang biasa ia lakukan. Apakah dengan
terdiamnya serta kebiasaanya yang selalu tidur hingga 16-17 jam perhari bayi
juga bias melihat, mendengar dan merasakan rangsangan dari sekitarnya.
Sang ibu biasanya memliki permasalaha komunikasi degan bayinya. Ibu ingin
memenuhi kenyamana dan keiginan bayi sepenuhnya namun kadang kita tidak tau apa
maksud dari tangisan bayi.
Pada
umumnya pola emosional pada bayi meliputi kemarahan, ketakutan, rasa ingin
tahu, kegembiraan, dan afeksi.
a.
Kemarahan
Pada perkembangan ini, bayi akan menjadi
marah jika si bayi merasa terganggu atau terhalang – halangi gerakan- gerakan
mencobanya dan tidak di ijinkan melakukan hal yang ingin ia lakukan. Bentuk
marahnya di lapiaskan dengan menangis, menjerit- jerit, menendang dan
membanting barang atau sesuatu yang ada didekatnya. Dengan seperti itu orangtua
pasti akan merasa iba dan mengijinkannya selama itu tidak membahayakannya.
Tetapi pada tahun kedua kemarahan dapat di lampiaskan dengan cara melonjak-
lonjak, berguling- guling, atau dapat juga menahn nafasnya.
b.
Ketakutan
Pada masa perkembangan ini, bayi
akan menjadi takut bila mendengar suara keras dari orang atau benda, di ruangan
gelap dan sendirian, atau takut dengan binatang dan takut dengan tempat asing.
Reaksi takut ini ditunjukkan dengan menjuhkan diri dari perangsanhg yang
menakutkan, menangis dan menahan nafasnya.
c.
Rasa
ingin tahu
Pada masa perkembangan ini, rasa
ingin tahu ditunjukkan pada setiap mainan atau barang baru yang belum terbiasa
dan belum bisa menggunakannya. Ekspresi ingin tahu diunjukkan dengan
menegangkan oto dan membuka mulutnya.kemudian si bayi akan membolak- balikkan
mainan atau barang tersebut atau dengan memasukkan ke dalam mulutnya.
d.
Kegembiraan
Pada masa perkembangan ini, pada
bulan kedua atau ketiga si bayi akan merasa gembira atau senang bila ada yang
mengajak bercanda, menggelitik, atau mengamatinya. Ungkapan rasa bahagia ini ia
ungkapkan dengan tertawa, tersenyum, dan menggerakkan tangan dan kakinya. Dan
si bayi seperti ingin berbicara dan seperti ingin merespon orang yang sudah
mengajak bercanda.
e.
Afeksi
Pada masa perkembangan ini, setiap
orang yang mengajak bayi bermain, mengurus kebutuhan jasmaninya, atau
memperlihatkan afeksi akan merupakan perangsang untuk afeksi mereka. Barang
atau hewan yang menjadi kesayangan keluarga mungkin dapat menjadi obyek cinta
bagi mereka. Dengan itu si bayi akan mengekspresikannya dengan memeluk,
menepuk, dan mencium barang tersebut.
Perkembangan emosional pada masa bayi ini, tampak sangat
sederhana dan hampir tidak dapat dibedakan. Karena pada perkembangan usia,
emosi dapapat berubah dengan bervariasi dan tetapi dapat dibedakan. Pada
perkembangan emosi ini, bayi juga memiliki ciri- ciri antara lain:
a. Emosi pada bayi sangat berbeda dari
emosi pada periode perkembangan lainnya.
Karena dalam perkembangan emosional
pada masa bayi memiliki pebedaan yang cukup menonjol dengan perkembangan dari
periode selanjutnya dan sebelumnya
b. Emosi yang terjadi pada bayi sering
kali disertai dengan perilaku yang sangat hebat dari pada rangsangan yang menimbulkannya,
terutama emosi marah atau takut. Emosi tersebut sering muncul tetapi bersifat
sementara. Emosi ini dapat mereda atau berubah jika perhatiannya dialihkan.
Misalnya dengan cara di alihkan perhatiannya sehingga tangisan atau kemarahnya
dapat terlupakan.
c. Pada emosi bayi lebih mudah untuk
dibiasakan darpada periode lain.
d. Hal ini karena terbatasnya kemampuan
intelektual pada bayi sehingga mereka mudah dan cepat bereaksi terhadap
rangsang yang pada waktu lalu membangkitkan emosionalnya.
e. Emosi dapat dibedakan menjadi 2 aitu
emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. Bayi akan mengalami emosi
menyenangkan dan tidak menyenangkan tergantung pada kondisi fisik dan
lingkungan sekitarnya. Bayi yang mengalami banyak emosi yang senang meletakkan
dasar – dasar pribadi dan penyesuaian sosial ang baik dan pola perilaku yang
menimbulkan kebahagiaan.
Pada
masa perkembangan bayi ini juga melalui beberapa hal diantaranya yaitu:
a. KEMATANGAN
Pada perkembangan kelenjar endokrin
sangat memiliki peranan penting dalam kematangan perilaku emosianalnya. Bayi
mengalami kekurangan produksi endokrin yang digunakan untuk menopang reaksi
fisiologis terhadap stres. Kelenjar adrenalin yang memainkan peranan utama pada
emosi mengecil secara tajam segera setelah bayi lahir.
b. BELAJAR
Didalam perkembangan emosi ini,
proses belajar lebih mudah dikendalikan dibandingkan dengan faktor kematangan.
Proses belajar ini juga dapat menghilangkan pola reaksi emosional yang tidak
diinginkan sebelum berkembang menjadi kebiasaan yang kuat. Sehingga bayi tidak
memiliki kepribadian yang buruk jika reaksi emosional yang tidak baik atau yang
tidak diinginkan dapat menjadi kepribadian diperkembangan selanjutnya. Tetapi
faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi perkembangan belajar.
Pada masa perkembangan bayi bayi senang sekali jika diajak
berhubungan atau berteman dengan orang lain. Misalnya diajak berbicara,
bermain, dan anak juga sudah dapat memahami atau menanggapi orang lain yang
sedang marah atau yang bersikap ramah. Semakin besar anak semakin membutuhkan
tidak hanya kontak fisik melainkan juga kontak psikis diantaranya yaitu:
a.
Kontak
fisik
Kontak fisik dapat ditunjukkan dengan
menggendong si bayi, menggandeng tangannya, menciumnya, dan mengelus rambutnya.
b.
Kontak
psikis
Kontak psikis dapat ditujukkan
dengan memberikan perhatian, kasih sayang yang lebih dan dorongan.
Reaksi orang- orang dewasa tersebut terhadap si anak akan
dapat menambah rasa sosial anak terhadap lingkungan disekitarnya. Dengan
bergaul di lingkungan sekitarnya sangat berguna bagi anak, karena dengan
bergaul anak dapat mengenal pola perilaku- perilaku dari oarang lain agar dapat membantu
membentuk pola- pola baru bagi dirinya.
Beberapa
perilaku penting yang sering muncul pada masa bayi, antara lain:
a.
Imitasi
(peniruan)
Bayi sangat senang sekali jika
meniru tingkah laku orang – orang dewasa disekelilingnya. Dan bayi juga akan
menyuruh oarang dewasa untuk melakukan hal itu berulang kali sehingga membuat
sibayi merasa senang. Misalnya menirukan orang tertawa, tersenyum, kata- kata
sederhana, tepuk tangan dan sesuatu hal yang membuat si bayi tertawa.
b.
Shyness
(perasaan malu)
Pada masa ini bayi akan merasa malu
atau takut jika bertemu dengan orang yang belum ia kenal. Kadang ia akan merasa
nyaman jika ia sudah lama kenal dengan orang tersebut. Sehingga ditinggal pergi
sebentar saja pasti akan ikut atau menangis.
c.
Dependency
(ketergantungan)
Pada masa ini, anak tidak dapat
hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain terutama orangtuanya. Tanpa
berhubungan dengan orang lain anak sulit untuk melangsungkan kehidupannya,
misalnya mandi, makan, minum dll.
d.
Acceptance
of the authority
Sang anak akan menerima kekuatan
atau kekuasaan yang melebihi dirinya yang ada di luar dirinya. Hal ini hanya
dikenal oleh orang yang lebih besar. Anak akan mengenal adanya orang- orang
yang lebih kuat dari dirinya, sehingga anak dapat mengharapkan sesuatu dari
orang tersebut.
e.
Attention
seeking (perhatian akan sesuatu)
Pada masa ini timbul kemauan anak
untuk mengenal lebih lanjut atas apa yang dilihat, misalnya, bemain – main
kuping ibunya.
f.
Cooperation
behavior
Pada masa ini anak menunjukkanya
dengan tingkah laku yang dapat diwujudkannya dalam bermain bersama teman-
temannya.
g.
Rivalry
(persaingan dan sesistant behavior)
Bertujuan untuk menunjukkan kekuatan
pada seorang anak. Dengan adanya saingan dari luar maka anak akan berusaha
untuk mencobanya sendiri dan mengatasi seberapa besar kekutan dirinya untuk
bersaing. Dengan mencoba kemapuannya yang berguna untuk mendorong anak agar
mencoba sesuatu yang lebih baik lagi daripada sebelumnya.
Daftar
pustaka
http://
Deeantyshe.blogspot.com
Ayriza
Yulia, dkk.2008. perkembangan peserta didik. Yogyakarta:UNY PRESS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar