Halaman

Welcome to my blog !

Rabu, 12 Desember 2012

serba serbi pendakianku

By  : Eka Pawit Martiana



5 mei 2012, aku mengisi liburan tengah semester dengan pengalaman yang baru dimana aku berpetualang  di sebuah gunung yang  berada di daerah purbalingga jawa tengah  yaitu gunung slamet.  Jam 6 kami berkumpul dan jam 7 kami memulai perjalanan. Dimulai dengan perjalanan yang sangat jauh aku dan rombongan menikmati perjalan dengan penuh semangat meskipun dijalan aku sering mengeluh karena cape duduk kelamaan. Dalam perjalan kami sempat terpisah dengan rombongan lain yang membuat kita saling tunggu menunggu, namun ternyata rombongan yang kami kira tertinggal sudah ada didepan yang sama saja sedang menunggu kami. Rombongan kami itu berjumlah 23 orang. 6 orang cewe dan 17 orang  cowo. Kami menikmati sekali perjalanan itu dimana banyak sekali pemandangan yang memukau dan sayang jika dilawatkan. Apalagi ketika kami sampai di daerah baturaden. Huh, air yang mengalir dari kaki gunung itu sangat sangat indah, rasanya tuh pengen banget nyebur, tapi bbrrrr dingin cuy, belum nyentuh airnya aja udaranya dah dingin. Tapi lo gag nyempetin buat main main ma tuh air bakalan nyesel deh, heeeeeeee rasanya udah cukup deh main airnya kami harus nerusin perjalan soalnya takut kemaleman nanti.
Pas kami sampai didepan pintu masuk baturaden, sempat ada trobel dikit, petugasnya melarang kami untuk melewati jalur itu katanya jembatan yang mau menuju kegunung slamet itu longsor. Namun kami gag mungkin kan balik lagi lewat jalur lain, uuughh butuh waktu berjam jam lagi. Akhirnya kami tetap memaksa masuk yang akhirnya diijinkan dengan perjanjian jika ada apa apa bukan tanggung jawab petugasnya. Ok kami setuju itu, kemudian kami pun mekanjutkan perjalanan itu. Di sana kami mengalami perjalanan yang seru dan mengasikan, dihibur dengan rasa histeris, dengan jalan-jalan berliku ditambah lagi yang membuat adrenalin kami naik ketika kami sadar bahwa jalan berliku yang kami lalui itu dihimpit oleh jurang di kanan-kirinya, tak lama kemudian kami sampai pada jembatan yang menjadi satu-satunya penghubung jalan ke gunung Slamet, alngkah kagetnya kami melihat jembatan itu tidak bisa dilalui, karna jembatan itu rusak akibat bencana longsor, dan sedang direnovasi.  Akhirnya, dengan tidak ada pilihan lain kami melewati jalan darurat, dengan menggarisbawahi darurat dan jalan, sudah terbayang yang ada hanyalah ketidaknyamanan yang berbentuk tantangan, setelah kami menaklukan tantangan dengan semangat kami yang sebesar gunung Slamet, sampailah kami semua di basecamp.

Karena ujan, jadi pendakian ditunda sampai ujan reda. Ketika ujan reda kami pun memulai pendakian itu. Dalam perjalan banyak sekali kejadian kejiadian yang mengundang tawa, namun tak luput kami pun diguyur hujan yang membuat kita basah kuyup dan  terkadang kami pun terpleset karena  jalan yang sangat licin. Uuggh,,, ternyata semakin kami masuk kedalam hutang gunung slamet jalanya semakin terjal dan susah sekali untuk jalan karena air yang mengalir sangat deras mana ujan tuh gag reda – reda malah semakin deras. Ketika kami sampai di pos satu kami memutuskan untuk beristirahat dan menunggu  sampai ujan   reda. Dari pos satu itu memperlihatkan sebuah pemandangan yang sangat indah dimana ketika hujan reda dan cuaca berubah menjadi cerah terlihatlah bintang bintang yang berasal dari kelap – kelipnya lampu di perkotaan dan desa di bawah kaki gunung. Rasanya enggan untuk beranjak  dari taempat itu, namun kami harus melanjutkan perjalanan yang masih jauh itu. Pos demi pos kita lalui dengan susah payah karena hujan pun turun lagi. Malam semakin larut dan kabut yang mulai turun menutupi jarak pandang kami. Selain itupun kami sudah sangat lelah dan ngantuk tapi pos lima masih sangat jauh. Dengan susah payah kami terus berjalan dan berjalan dengan susah payah dan sia – sia tenaga kami. Tanpa kami sadari ternyata jam sudah menunjukan pukul 3.40 pagi dan kami sudah sampai di pos 5. Dipos 5 kami beristirahat yang cukup demi mempersiapkan untuk pertualangan selanjutnya. Kami pun mendirikan tenda, di pos ini ternyata bukan hanya rombongan kami saja namun ada pula rombongan dari semarang yang sudah lebih dulu sampai.   Ada kejadian yang sangat lucu saat itu, ketika kami sedang beristirahat di dalam tenda tanpa sengaja kami mendengar suara dari tenda lain yang ternyata itu tenda dari rombongan pendaki asal semarang. Ada yang kentut dari tenda itu, suaranya tak lebih dari  kata sangat cukup membuat semuanya bergetar dan memecahkan tawa dari orang – orang yang ada di situ. Yang sangat menggelikan lagi itu ketika kami tertawa terbahak – bahak,  tendanya tanpa ada aba – aba roboh begitu saja yang membuat kami semakin tak kuasa menahan tawa yang membuat perut kami sakit. Secara tidak langsung insiden ini cukup mengobati rasa lelah kami. Sampai pukul 9 pagi kami berencana untuk melanjutkan perjalan kamu untuk sampai puncak gunung. Awalnya aku tuh gag yakin kalo aku mampu sampai puncak dan memilih tinggal di tenda, namun teman teman membujuku supaya aku ikut dengan mereka. Dengan rasa  kurang yakin aku pun mengikuti langkah kaki mereka. Namun keindahan alam yang menakjupkan membuat semangatku 45, sungguh indah dimana kami melihat desa, kota , pegunungan, laut pokoknya dapat melihat semua yang ada di bawah sana. Saat itu kami berada di atas awan, sungguh luar biasa ALLAH menciptakan alam seindah ini untuk kami. Dalam hatiku tak henti - hentinya berucap syukur “ terimakasih ya ALLAH engkau telah ciptakan alam seindah ini dan terimakasih karena engkau telang mengijinkanku untuk melihat keindahan ini.” Tanpa sadar didalam hatiku tertanam sebuah rasa cinta pada alam. Entah mengapa perjalan ke puncak ini aku tak selelah perjalanan sebelumnya. Mungkin itu karena keindahan alam yang tak sengaja menghibur kami semua, apalagi disekeliling kami terdapat bunga edelweiss yang bermekaran kami serasa di kebun bunga deh. Semakin mendekati puncak tuh jalanya semakin terjal dan berbatu yang membuat kami susah untuk berjalan apalagi angin yang bertiup kencang, udaranya pun mulai bikin kami bernafas kami kembang kempis, mungkin itu karena kurangnya oksigen. Akhirnya puncak pun kami capai, rasanya aku ingin teriak sekeras – kerasnya kalau seorang thyan tuh bisa sampai puncak gunung slamet. Sungguh istimewa pokoknya!!!!!! Banyak hal yang kami lakukan di sana dari kami saling narsis narsis ria kami juga mendokumentasikanya dalam bentuk video. Ketika kami sedang asik menikmati keindahan yang ada, rekan kami ada yang mengajak kami untuk kembali ke pos lima dimana tempat kami camp tadi. Katanya kabutnya mulai turun dan takutnya jika terjadi badai kabut. Kami semua pun mulai kembali ke pos lima. Karena menurun dan terjal akhirnya banyak dari kami yang memutustkan untuk melorot saja, soalnya lo jalan berdiri itu takut karena sangat terjal dan curam. Ketika kami sampai di melintas dimana bunga edelweiss tumbuh kami sempat memetiknya untuk kenang – kenangan. Sesampainya kami di pos 5 kami langsung berkemas – kemas untuk kembali ke bacecamp. Ternyata menuruni gunung itu rasanya lebih cepat dari pada waktu mendakinya. Apalagi jalanan yang licin karena rintik – rintik hujan senantiyasa  menemani perjalan pulang kami.  Seringkali dari kami yang jatuh kepleset, membuat baju kami kotor sekali. Kami pun kemalaman pas kami hamper sampai yaitu pas dhutan pinus, namun disana kami dijamu dengan sinar bulan yang sangat indah sekali. Posisi bulan itu terasa dekat sekali dengan kami sehingga bulan terasa berada tepat diatas kami. Kami menikmati sekali perjalan itu yang tanpa sadar bahwa kami sudah sampai bacecamp. Karena kemalaman kami berniat untuk bermalam di bacecamp dan akan pulang di esok hari. Jam 5 pagi kami melakukan perjalan pulang dan  jam 8 kami sampai rumah. Akupun  kembali ke gunung slamet itu bersama mimpi dalam lelapku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar